Kades Sapeken Tegas Jaga Norma Desa, Bantah Tuduhan Penganiayaan
Ditulis oleh KabarPemerintah.com - 20 Aug 2025 06:27

FOTO: Ilustrasi
SUMENEP - KabarPemerintah.com - Kepala Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Joni Junaidi, tengah menjadi sorotan publik. Ia dilaporkan ke aparat penegak hukum oleh seorang warganya, Nadia (21), atas dugaan penganiayaan yang terjadi pada Rabu (13/8).
Laporan itu resmi diterima Polsek Sapeken sehari kemudian, Kamis (14/8). Dalam pengaduannya, Nadia mengaku mendapat perlakuan kasar dari sang kades saat dirinya bersama seorang teman hendak membeli makanan dan minuman di sekitar jalan desa.
“Beliau memanggil saya, lalu bertanya kapan saya datang. Tiba-tiba pipi saya ditempeleng,” ungkap Nadia usai membuat laporan. Ia menegaskan tidak memiliki hubungan khusus dengan Joni, serta tidak tahu alasan pasti mengapa dirinya diperlakukan demikian.
Meski begitu, Nadia menduga hal itu terkait penampilannya. “Kalau soal pakaian, itu urusan pribadi. Yang penting tidak merugikan orang lain,” katanya.
Kades Membantah
Saat dikonfirmasi, Joni Junaidi membantah telah menampar pipi korban. Namun, ia tidak menolak bahwa sempat memukul bagian mulut Nadia. Tindakan itu, menurutnya, bukan penganiayaan, melainkan bentuk pembinaan.
“Sebagai kepala desa, saya wajib menegur warga yang saya anggap tidak pantas. Sapeken ini beda dengan desa lain, kami menjunjung tinggi marwah Islam,” ujar Joni, Selasa (19/8).
Joni juga mengingatkan bahwa pada 2024 lalu Nadia pernah menandatangani surat pernyataan untuk berpakaian sopan saat berada di wilayah Sapeken. Namun, perjanjian itu dianggapnya dilanggar.
“Ketika saya tanya baik-baik kapan datang, responnya justru tidak sopan. Karena itu saya menegur, seperti orang tua kepada anaknya,” imbuhnya.
Dukungan Tokoh Agama
Joni mengaku usai kejadian ia dipanggil tokoh agama setempat, KH AD Dailamy Abuhurairah. Menurutnya, sang tokoh mendukung tindakannya dalam menjaga norma desa.
“Beliau sangat mendukung, sebab Sapeken punya program besar: Sapeken Bersatu dan Sapeken Ibadah. Itu harus dijaga agar anak-anak muda tidak melampaui batas norma,” tegasnya.
Polisi Ambil Langkah
Kapolsek Sapeken, AKP Taufik, membenarkan adanya laporan penganiayaan dengan terlapor Kepala Desa Sapeken. Saat ini, pihaknya masih mengumpulkan keterangan saksi dan mendalami bukti.
“Benar ada laporan. Kami proses sesuai prosedur yang berlaku,” kata Taufik.
Joni memohon maaf atas kegaduhan ini, dan ia berharap kasus ini tidak dipandang semata sebagai tindakan kekerasan, melainkan sebagai bagian dari upaya menjaga identitas dan norma yang telah lama hidup di tengah masyarakat Sapeken.
(AMR/YD)
← Kembali ke Daftar