BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Jelang Puncak Musim Hujan
Ditulis oleh KabarPemerintah.com - 03 Nov 2025 07:34
FOTO: Langit mendung di pinggir pantai Dok.KabarPemerintah
JAKARTA, KabarPemerintah.com — Peringatan dini kembali disuarakan BMKG. Indonesia bersiap memasuki puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada November 2025 hingga Februari 2026. Warga diimbau meningkatkan kewaspadaan karena potensi cuaca ekstrem bakal lebih sering muncul.
Dilansir dari BMKG.go.id, hingga akhir Oktober sudah 43,8 persen wilayah Indonesia atau sekitar 306 Zona Musim (ZOM) resmi memasuki musim hujan. Kondisi ini memicu peningkatan hujan intensitas tinggi serta angin kencang, terutama di wilayah selatan yang terpengaruh dinamika atmosfer dari Samudra Hindia.
“Kondisi cuaca saat ini bergerak menuju fase kritis. Hujan lebat, petir, hingga angin kencang bisa datang tiba-tiba,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Sepekan, 45 Bencana
Pengamatan BMKG mencatat sejumlah wilayah mulai diguyur hujan sangat lebat dalam sepekan terakhir, seperti Tampa Padang di Sulawesi Barat mencapai 152 mm per hari dan Torea, Papua Barat 135,7 mm. Dalam periode 26 Oktober–1 November 2025 saja, ada 45 kejadian bencana terkait cuaca ekstrem, mulai banjir, longsor hingga kerusakan bangunan akibat angin kencang.
Menurut Dwikorita, atmosfer Indonesia saat ini berada dalam kondisi aktif akibat pengaruh MJO, gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut positif yang memicu pertumbuhan awan hujan besar-besaran.
Wilayah dengan risiko cuaca ekstrem semakin meningkat, meliputi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan bagian barat hingga timur, Sulawesi Selatan, serta Papua Tengah.
Panas Masih Mengintai
Meski hujan intensif mulai meluas, sebagian wilayah masih mencatat suhu maksimum hingga 37°C seperti di Riau. Kondisi panas dan lembap ini, menurut BMKG, menjadi kombinasi berbahaya karena potensi badai bisa terbentuk sewaktu-waktu.
BMKG juga memperingatkan meningkatnya peluang terbentuknya siklon tropis di selatan Indonesia yang dapat memicu hujan ekstrem di pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.
“Pemerintah daerah perlu memastikan kesiapsiagaan infrastruktur di daerah rawan. Siklon tropis bisa meningkatkan curah hujan secara drastis,” tegas Dwikorita.
La Nina Lemah, Dampak Minimal
Pemantauan BMKG menunjukkan La Nina lemah sudah terjadi sejak September lalu. Namun fenomena tersebut diprediksi tidak membawa dampak signifikan terhadap peningkatan curah hujan nasional pada periode puncak musim hujan nanti.
OMC Diterjunkan Kurangi Risiko Banjir
Sebagai langkah mitigasi, BMKG bersama BNPB melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Operasi ini dilaporkan mampu menekan curah hujan antara 31 hingga 43 persen sehingga risiko banjir dapat dikurangi.
“Teknologi ini menjadi bukti bahwa sains dapat membantu masyarakat secara langsung menghadapi bencana hidrometeorologi,” ucapnya.
Tetap Tenang, Tetap Siaga
BMKG meminta masyarakat tidak panik namun tetap waspada. Hindari berteduh di bawah pohon atau bangunan rapuh saat terjadi hujan badai dan angin kencang. Warga di daerah berbukit serta bantaran sungai juga diminta mengantisipasi bahaya longsor dan banjir bandang.
“Musim hujan yang lebih panjang dan intens ini dapat menjadi berkah bagi pertanian bila risikonya dikelola dengan baik,” pungkas Dwikorita.
(KabarPemerintah.com/M.AM)
← Kembali ke Daftar