Bahlil Targetkan Wajib E10 pada 2027, RI Kejar Kemandirian Energi dari Tebu hingga Singkong
Ditulis oleh KabarPemerintah.com - 03 Nov 2025 07:42
FOTO: Mentri ESDM Bahlil Lahdalia Dok. Antara
JAKARTA, KabarPemerintah.com – Pemerintah mulai tancap gas dalam transisi menuju energi hijau. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan Indonesia akan menerapkan bahan bakar bensin bercampur etanol 10 persen atau E10 pada tahun 2027 mendatang.
“Kita harus bisa mengurangi impor bensin. Maka, mulai 2027 bensin kita wajib E10. Pelan-pelan nanti naik ke E20,” kata Bahlil saat menghadiri peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi di Monas, Jakarta, Jumat.
Langkah ini disiapkan sebagai pendorong utama ketahanan energi nasional yang bersumber dari komoditas dalam negeri.
Impor BBM Bikin Devisa Bocor
Ketergantungan impor masih jadi persoalan klasik. Data Kementerian ESDM menyebut, sepanjang 2024 Indonesia mengimpor sekitar 330 juta barel minyak yang terdiri dari 128 juta barel minyak mentah dan 202 juta barel BBM.
Di sisi lain, program biodiesel (B30–B35) sudah terbukti menjadi penyelamat. Selama kurun 2020–2025, kebijakan tersebut berhasil menghemat devisa lebih dari USD 40 miliar.
“Kalau biodiesel berhasil menekan impor solar, bensin juga harus bisa. Kita sudah punya pengalaman,” tegas Bahlil yakin.
Brasil Jadi Rujukan
Indonesia juga menengok keberhasilan Brasil yang dikenal sebagai pelopor bioetanol dunia. Negeri Amerika Latin itu sudah lama menjalankan mandatori tinggi bahkan hingga E100.
Bahlil menyampaikan telah mengirim tim khusus ke Brasil untuk mempelajari strategi mereka. Sebaliknya, pihak Brasil juga akan datang ke Indonesia untuk melihat penerapan biodiesel di Tanah Air.
“Ini kerjasama saling dukung. Mereka belajar biodiesel dari kita, kita belajar etanol dari mereka,” ucapnya.
Restu Presiden dan Kesiapan Pertamina
Presiden Prabowo Subianto disebut telah memberi lampu hijau penuh untuk percepatan program ini. Pertamina pun menegaskan siap mengawal teknis produksi hingga distribusi.
“Kami dukung penuh visi Presiden untuk kemandirian energi,” tutur Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri.
Petani Berpotensi Ikut Merasakan Manfaat
Selain dari sisi energi, kebijakan E10 diyakini membawa angin segar bagi sektor pertanian. Tingginya kebutuhan bahan baku bioetanol seperti tebu dan singkong diharapkan mendongkrak kesejahteraan petani dan membuka kesempatan industri baru.
“Bukan hanya untuk neraca perdagangan, tapi juga membuka lapangan pekerjaan,” kata Bahlil.
Menuju RI Mandiri Energi
Pemerintah menargetkan tingkat kemandirian energi bisa mencapai 80 persen pada 2029. Program wajib E10 menjadi salah satu tulang punggung pencapaian target tersebut.
“Kita ingin Indonesia berdaulat atas energi sendiri. Ini langkah nyata menuju ke sana,” pungkas Bahlil.
(KabarPemerintah.com/M.AM)
← Kembali ke Daftar